Pada awal Agustus 2024, dunia dikejutkan oleh kabar bahwa sebuah kelompok peretas yang menamakan diri mereka NullBulge berhasil membobol sistem keamanan Disney dan mencuri data internal sebesar 1,1 terabyte dari saluran komunikasi Slack perusahaan tersebut. Data yang dibocorkan ini mencakup informasi yang sangat sensitif, termasuk proyek yang belum dirilis, kode sumber, dan kredensial karyawan.
Motif dan Dampak dari Kebocoran
Kelompok peretas ini mengklaim bahwa tindakan mereka didorong oleh keinginan untuk melindungi hak-hak artis yang bekerja di bawah naungan Disney. Namun, cara yang mereka tempuh menimbulkan kontroversi, karena selain membocorkan data, mereka juga melakukan doxxing, yakni mempublikasikan informasi pribadi seorang karyawan yang diduga terlibat dalam kebocoran ini. Langkah ini memicu kekhawatiran serius tentang keamanan siber, terutama bagi perusahaan besar yang sangat bergantung pada platform komunikasi digital.
Para ahli keamanan siber memperingatkan bahwa kebocoran ini bisa menjadi awal dari serangan yang lebih besar, tidak hanya terhadap Disney, tetapi juga terhadap perusahaan lain yang menggunakan Slack sebagai alat komunikasi utama. Ini menjadi peringatan keras bagi banyak perusahaan untuk memperkuat keamanan mereka dan lebih berhati-hati dalam menangani data sensitif.
Reaksi dan Langkah Penanggulangan
Disney belum memberikan pernyataan resmi yang rinci tentang insiden ini, namun mereka diyakini sedang bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki dan mengatasi masalah ini. Di sisi lain, peristiwa ini telah memicu diskusi di kalangan profesional keamanan tentang perlunya protokol yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih baik terhadap penggunaan alat komunikasi digital.
Kebocoran data ini bukan hanya sekedar insiden teknis, tetapi juga menyentuh isu etika di era digital. Apakah membocorkan informasi demi "melindungi hak" dapat dibenarkan? Bagaimana perusahaan besar seperti Disney seharusnya menangani keamanan data di tengah meningkatnya ancaman siber?
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, insiden seperti ini menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga keamanan siber, bukan hanya untuk melindungi data perusahaan, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan publik.
.png)
